Tugas Teori Pembelajaran
Metakognitif Dan Instrumen
Metakognitif
Oleh
Mustofa Arifin
Menurut
Goos& Galbraith (dalam Uus Kusdinar, 2016 : 90), cara berpikir secara
matematis yang efektif dalam memecahkan masalah meliputi tidak saja aktivitas
kognitif, seperti menyajikan dan menyelesaikan tugas serta menerapkan strategi
untuk menemukan solusi, tetapi juga meliputi pengamatan metakognisi untuk
mengatur berbagai aktivitas serta untuk membuat keputusan sesuai dengan
kemampuan kognitifnya.
Polya
(dalam Uus Kusdinar, 2016 : 90), mengatakan bahwa solusi soal pemecahan masalah
memuat empat langkah penyelesaian, yaitu : pemahaman terhadap permasalahan;
perencanaan penyelesaian masalah; melaksanakan perencanaan penyelesaian
masalah; dan memeriksa kembali penyelesaian, sedangkan menurut Schoenfeld (dalam
Uus Kusdinar, 2016 : 90) terdapat 5 tahap pemecahan masalah, yaitu : Reading,
Analisys, Exploration, Planning/ Implementation, dan Verification. Artzt &
Armour-Thomas (dalam Uus Kusdinar, 2016 : 90) telah mengembangkan
langkah-langkah pemecahan masalah dari Schoenfeld, yaitu menjadi Reading,
Understanding, Analisys, Exploration, Planning, Implementation, dan
Verification. Langkah-langkah penyelesaian masalah tersebut merupakan
pengembangan dari 4 langkah Polya.
Menurut
Suherman et.al. (dalam Uus Kusdinar, 2016 : 90), metakognitif adalah suatu kata
yang berkaitan dengan apa yang diketahui tentang dirinya sebagai individu yang
belajar dan bagaimana dia mengontrol serta menyesuaikan prilakunya. Seseorang
perlu menyadari kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya. Metakognitif adalah
suatu bentuk kemampuan untuk melihat pada diri sendiri sehingga apa yang dia
lakukan dapat terkontrol secara optimal. Dengan kemampuan seperti ini seseorang
dimungkinkan memiliki kemampuan tinggi dalam memecahkan masalah, sebab dalam
setiap langkah yang dia kerjakan senantiasa muncul pertanyaan : “Apa yang saya
kerjakan ?”; “Mengapa saya mengerjakan ini?”; “Hal apa yang membantu saya untuk
menyelesaikan masalah ini?”. Sementara menurut Margaret W. Matlin 2009 (dalam Uus
Kusdinar, 2016 : 90) metakognitif adalah “knowledge and awareness about
cognitive processes – or our thought about thinking”. Kuhn (dalam Uus Kusdinar,
2016 : 90) mendefinisikan metakognisi sebagai kesadaran dan pengelolaan proses
kognitif dan produk yang dimiliki oleh seseorang. Sementara Schneider &
Lockl (dalam Uus Kusdinar, 2016 : 90) mendefinisikan metakognisi sebagai
pengetahuan atau kegiatan yang mengatur kognisi. Konsep ini secara luas
meliputi pengetahuan individu tentang keberadaan dasarnya sebagai individu yang
memiliki kemampuan mengenali, pengetahuan tentang tugas-tugas dasar kognitif
yang berbeda dan pengetahuan tentang strategi yang memungkinkan untuk tugas
yang berbeda baru. Dengan demikian, orang tidak hanya berpikir tentang obyek
dan perilaku, tetapi juga pada kognisi itu sendiri.Hal ini menunjukkan bahwa
metakognisi mencakup seseorang berpikir (Kuhn & Dean, 2003; Artikasari,
2011). Kesuksesan seseorang dalam memecahkan masalah antara lain sangat
bergantung pada kesadarannya tentang apa yang mereka ketahui dan bagaimana dia
melakukannya. Menurut Suherman et.al. (dalam Uus Kusdinar, 2016 : 90),
metakognisi adalah suatu kata yang berkaitan dengan apa yang diketahui tentang
dirinya sebagai individu yang belajar dan bagaimana dia mengontrol serta
menyesuaikan prilakunya.
Huitt dalam Sudia (2015: 30)
mendefinisikan metakognisi sebagai pengetahuan seseorang tentang kognitifnya,
berpikir seseorang tentang berpikirnya, dan keterampilan esensial seseorang
dalam belajar untuk belajar(dalam
Linda Nurmalasari dkk, 2015 : 139 -140).
Sementara itu Brown dalam Mustamin Anggo (2012: 22) menggambarkan metakognisi
terdiri dari aktivitas untuk mengatur dan memantau belajar manusia (dalam Linda Nurmalasari dkk, 2015 : 139 -140)
Menurut Flavell (dalam Linda Nurmalasari dkk, 2015 : 139 -140) metakognisi memainkan peran penting dalam hal komunikasi,
pengontrolan diri, ingatan, pemecahan masalah, dan pengembangan kepribadian.
Metakognisi merupakan keterampilan dalam mengatur dan mengontrol proses
berpikirnya (dalam Linda Nurmalasari
dkk, 2015 : 139 -140). Matlin (dalam Nurmalasari Linda dkk, 2015 : 139 -140) menyatakan bahwa: Metacognition is our knowledge, awareness
and control of our cognitive processes, artinya metakognisi adalah
pengetahuan, kesadaran, dan kontrol terhadap proses kognitif. Wolfolk (dalam Linda Nurmalasari dkk, 2015 : 139 -140 menyebutkan bahwa metakognisi merujuk pada cara untuk
meningkatkan kesadaran mengenai prooses berpikir dan belajar yang dilakukan dan
kesadaran ini akan terwujud apabila seseorang dapat mengawali berpikirnya
dengan merencanakan, memantau, dan mengevaluasi hasil dan aktivitas
berpikirnya.
Instrumen Monitoring
Diri Metakognisi Intrumen ini dirancang berupa angket untuk mengetahui strategi
metakognisi mahasiswa dalam memecahkan masalah matematika. Instrumen ini
dikembangkan berdasarkan instrumen yang digunakan oleh Goos et.al. (2000:18).
Instrumen tersebut dibagi menjadi 4 bagian, yaitu untuk mengetahui strategi
metakognisi mahasiswa : (1) dalam proses memahami masalah; di saat memecahkan
masalah; (2) ketika selesai memecahkan masalah; (3) dan dalam memilih strategi
yang digunakan oleh mahasiswa. Berikut ini adalah pertanyaan-pertanyaan
metakognisi dalam Instrumen Monitoring Diri Metakognisi (Uus Kusdinar, 2016 :
91 -92).
Tabel 1.Instrumen Monitoring Diri Metakognisi (Uus Kusdinar,
2016 : 91 -92)
Pertanyaan-pertanyaan Monitoring
Diri |
Tujuan Pertanyaan Sebelum |
Sebelum memulai memecahkan masalah 1.
Saya membaca masalah lebih dari satu kali. 2.
Saya yakin bahwa saya memahami masalah yang
ditanyakan pada saya. 3.
Saya
mencoba menyajikan masalah dengan bahasa saya sendiri. 4.
Saya mencoba untuk mengingat kembali jika saya
pernah menyelesaikan masalah yang
mirip dengan masalah ini. 5.
Saya mengidentifikasi dan memeriksa setiap
informasi yang terdapat dalam masalah ini. 6.
Saya berpikir tentang pendekatan yang berbeda yang
akan saya coba untuk memecahkan masalah. |
Menilai
pengetahuan pada masalah Menilai
pemahaman terhadap masalah Menilai
pemahaman terhadap masalah Menilai
pengetahuan dan pemahaman terhadap
masalah Menilai
pengetahuan dan pemahaman terhadap masalah Menilai
tentang pemilihan strategi pe.mecahan masalah |
Ketika menyelesaikan masalah 7.
Saya melakukan pemecahan masalah tahap per tahap 8.
Saya telah membuat kesalahan dan mengulangi
beberapa pekerjaan 9.
Saya membaca ulang masalah untuk memeriksa bahwa
saya telah melakukan langkah yang tepat. 10.
Saya bertanya pada diri sendiri apakah saya sudah
mendekati penyelesaian. 11.
Saya memikirkan ulang tentang metode
penyelesaianyang saya gunakan dan mencoba metode/ pendekatan baru |
Menilai
penerapan strategi pemecahan masalah Menilai
pemeriksaan pada kesalahan Menilai
pemahaman pada masalah Menilai
pemahaman pada progress penyelesaian Menilai
penerapan strategi yang beragam |
Setelah menyelesaikan masalah 12.
Saya memeriksa hasil perhitungan agar yakin bahwa
penyelesaiannya sudah benar. 13.
Saya memeriksa kembali metode yang digunakan untuk
mengetahui bahwa saya telah menyelesaikan masalah seperti dimaksud ` 14.
Saya bertanya pada diri sendiri apakah jawabannya
sudah benar atau tidak . 15.
Saya memikirkan tentang cara lain untuk
menyelesaikan masalah. |
Menilai
akurasi dan ketepatan penyelesaian Menilai
penerapan strategi Menilai
ketepatan dari solusi Menilai
penarapan strategi yang beragam |
Strategi yang digunakan 16.
Saya menggunakan metode Guess and Che 17.
Saya menggunakan aljabar untuk merancang beberapa
persamaan untuk diselesaikan 18.
Saya membuat diagram atau gambar. 19.
Saya menuliskan hal-hal yang penting. 20.
Saya merasa bingung dan tidak bisa memutuskan
untuk berbuat sesuatu 21.
Saya menggunakan cara lain untuk untuk menyele-
saikan masalah. |
Mengecek
strategi yang digunakan |
DAFTAR
PUSTAKA
Astikasari, H.S.M.
2011. Metakognisi dan Theory of Mind
(Tom). Jurnal Psikologi
Pitutur.Volume I, No 2, Juni 2011
Goos&
Gilbraith.(2000). A Money Problem 14 A Source of Insight Into Problem
Solving Action. Queensland : The University of Queensland [online]. Diakses
tanggal 18 November 2017 dari http://www.cimt.
plymouth.ac.uk/jornal/pgmoney.pdf
Kuhn, D and Dean, D.
2003 Metacognition And Critical Thinking.
Document Resume The Educational Resources Information Center (Eric) Pub Date
2003-04
Kusdinar, Uus. 2016.
Analisis Kemampuan Menerapkan Strategi Pemecahan Masalah Ditinjau dari
Perspektif Metakognitif.
AdMathEdu,Vol.6, No.1, hal. 90 – 92, ISSN: 2088-687X
Linda Rismayanti
Nurmalasari, Widodo Winarso, Eti Nurhayat. 2015. The Influences Of
Metacognition On Mathematic Learning Outcome At SMPN 2 Leuwimunding –
Majalengka. Nusantara of
Research, Vol. 2, No. 2 hal. 139-140, ISSN. 2355-7249
Risnanosanti. 2008. Kemampuan Metkognitif Siswa dalam
Pembelajaran Matematika. Jurnal Matematika dan Pendidikan matematika.
Vol 4 no. 1. ISSN: 1978- 4538
Polya, G., 1973, How To Solve It, Second Edition,
Princeton University Press, Princeton, New Jersey.
0 Komentar